SEBAGIAN masyarakat selalu panik ketika mendapat pengumuman bahwa aliran listik akan mati dalam tempo yang lama, dua tiga, atau bakalan bisa 24 jam? Iyalah, karena di zaman now ini, semua perangkat rumah tangga, dari penerangan , alat masak, air dan lainnya, tenaganya bersumber dari aliran listrik. Bukan begitu?
Ya, tapi mengapa listrik harus byar pet? Diluar kasus Jawa dan Bali beberapa waktu lalu, sampai saat ini masih saja ada walau waktunya hanya dua atau tiga jam saja? Tapi, jelas akan bikin panik, apalagi pada jam-jam warga membutuhkan aliran listrik, seperti malam hari.
Belum lagi usaha yang belum mampu beli tenaga listrik sendiri, sebagai cadangan kalau padam.
Ya begitulah, seperti disebut sebelumnya bahwa masyarakat kita sekarang di zaman now ini, sudah kebiasan serba enak, instan. Tinggal pencet stop kontak, ceklek, detik itu juga tenaga listrik yang dibutuhkan terpenuhi. Lampu menyala, pemanas nasi, pompa air, pengering rambut, srtika, mesin cuci, TV radio langsung oke! Enak ya?
Nah bisa dibayangkan, ya kayaknya semuanya sudah mengalami, betapa kelimpungannya kita kalau listrik mati. Apalagi kalau sinyal HP juga ikutan koit, waduh dunia sudah kayak mau kiamat?
Padahala kalau mau jujur kan sebagian dari kita pernah hidup di zaman lampu teplok? Ya, paling banter lampu petromaks. Dulu, waktu zaman kuda gigit besi itu, masyarakat tenang aja. Zaman waktu masih serba pakai minyak tanah? Warga ketika menjelang sore mengisi lampu dan membersihkannya sekaligus, memasang lampu teploknya di cantelkan di dinding. Lalu voluenya, terang atau mau redup?
Ah, itu kan masa lalu. Sekarang ini kan zaman now. Lagian listrik kan mahal? Masa sudah beli mahal, masyarakat mau dibikin susah? Nggak usah ya! (massoes)