Saturday, 21 December 2019

Diajak Lihat Rumah DP 0 Rupiah, Warga Kaget Kamar Hanya Sepanjang 1,8 meter

Rabu, 28 Agustus 2019 — 6:43 WIB
warga yang diajak melihat unit hunian DP 0 rupiah. (Ifand)

warga yang diajak melihat unit hunian DP 0 rupiah. (Ifand)

JAKARTA – Sebanyak 20 keluarga yang lolos verifikasi Bank DKI, diajak melongok hunian DP 0 Rupiah di Tower Samawa, Klapa Village, Jalan Haji Naman, Duren Sawit, Jakarta Timur. Namun, beberapa warga waget ketika melihat kamar yang hanya memiliki panjang 1,8 meter.

Mega Putri (31), salah satu warga yang lolos verifikasi, mengaku tak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Pasalnya, kamar yang disiapkan untuk hunian barunya terbilang sempit.

“Tadi kan ngukur kamar, ada yang bawa meteran. Ya.. Kecil ya kamarnya,” katanya, Selasa (27/8/2019).

Saat mendaftar, Mega yang baru berumah tangga ini mengambil kamar tipe 21 yang berisi 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 kamar jemur kecil dan ruang tengah yang menyatu dengan wastafel. Dan saat diajak melihat hunian yang dipesannya, ia dan suami mengaku cukup kecewa.

“Panjang kamar cuma 1,8 meter, padahal kemarin sudah berkhayal banyak,” ujarnya.

Khayalan itu, kata Mega, dimana ia berencana memasukan furnitur beserta spring bed dalam kamar. Bahkan, rencananya ia juga ingin memperindah kamarnya dengan menambah meja rias dan lemari.

“Kalau seperti ini, nggak tahu deh nih masih bisa dimasukin apa nggak lemarinya,” ungkapnya.

Mega mengaku, dari hasil penglihatan awal, sisa ruangan yang jadi pemisah antara ruang tamu dan kamar tidur dirasanya juga tidak muat untuk memasukkan furnitur. Meski demikian, ia mengaku telah mengetahui bahwa unit yang dipesannya, yakni tipe 21 hanya berukuran 23,95 meter persegi saja.

“Iya tahu kalau ukurannya segitu pas mau mengajukan, tapi paling enggak bayangan saya masih bisa lah masuk perabot lain,” jelas Mega.

Meski begitu, Mega dan suaminya masih tetap akan membeli hunian tersebut. Walau ia menilai terlalu kecil bagi keluarga yang baru dibangunnya, ia akan tetap meneruskannya.

“Ya, enggak tahu deh, tapi kayaknya tetap diambil ya, sayang sudah lolos verifikasi kalau dilepas,” tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Unit Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera DKI Jakarta, Dzikran Kurniawan mengatakan, hunian yang telah diajukan masyarakat bisa dibatalkan apabila mereka tak menyetujuinya.

“Ini rumah kita nanti. Ketika sudah lihat mau mundur ya silakan,” ujarnya.

Dzikran pun terheran-heran lantaran banyak warga yang mengeluh setelah melihat hunian yang mereka pilih sendiri. Padahal, pihaknya telah berusaha memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai spesifikasi rumah.

“Jadi yang sudah lulus boleh melihat unit yang mau dia tempati. Kenapa mengeluh. Mereka yang pilih, mereka yang mau juga. Jadi kenapa mengeluh?” katanya.

Meski bisa dibatalkan, masyarakat tak bisa mengajukan untuk mengganti tipe hunian dari tipe 21 yang berisi 1 kamar ke tipe 36 yang berisi 2 kamar. Pasalnya, yang telah lolos itu sudah akad dan sudah terjual unitnya.

“Makanya pikir-pikir dulu kalau mau beli. Orang mau beli hati-hati dong. Ini kan rumah tinggal untuk jangka panjang. Semua keinginan sudah saya layani. Harusnya orang kalau mau beli sudah mau paham. Kalau mereka enggak mau nanti unitnya (kami) jual ke yang lain,” ungkapnya. (ifand/yp)