MENGATUR ratusan bahkan ribuan orang dengan berbagai karakter dari semua suku yang ada di Indonesia bukanlah urusan mudah. Apalagi wilayahnya merupakan daerah lumbung padi, asal mau usaha saja bisa menghasilkan uang. Inilah yang dihadapi Mahad, Kepala Unit Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Setiap harinya, dirinya harus menjadi bapak yang bisa mengayomi warga Pelabuhan ikan Muara Angke, Pluit, Penjaringan Jakarta Utara.
Di tempat ini mobilitas kegiatan masyarakatnya hampir 24 jam non stop. Mulai pedagang ikan eceran, nelayan, pengelolaan ikan asin, pelelangan ikan, hingga pendinginan atau cold storage ikan yang akan diekspor ke luar negeri.
Ditemui saat mengawasi kegiatan karyawannya, Mahad mengungkapkan ramah dan senyum serta mau mendengarkan curhatan merupakan modal kunci utama untuk dapat merangkul masyarakatnya yang sebagian besar bermata pencaharian dari hasil laut.
Menurut Mahad, di UPT Muara Angke sangat mudah terjadi gesekan, sebab berbagai suku keras seperti Makassar, Madura dan suku lainnya dari berbagai daerah beraktivitas keluar masuk di pelelangan ikan.
Bila tidak pandai-pandai membawa diri bisa celaka. “Selaku Pembina kita harus bisa merangkul semua warga di sini,”tuturnya.
Duduk Bareng
Dalam beberapa tahun belakangan, ia mengaku terjadi penurunan kekerasan. Salah satunya Pembinaan berjalan baik. “Kami hampir setiap bulan atau tiga bulan sekali selalu mengundang nara sumber untuk duduk bareng untuk memfasilitasi masalah yang dihadapi di masyarakat, bila ada yang perlu ditindak lanjuti akan kita pecahkan bersama-sama,” ungkap kepala UPT.
Biasanya nara sumber yang dipanggil untuk bisa dapat meningkatkan mutu mereka yang berusaha di Pelabuhan Muara Angke tersebut.
“Biasanya dalam pertemuan itu akan berkembang ke berbagai masalah, mulai dari masalah produk, bangunan sampai masalah kecil lainnya dan kita akan fasilitasi billa perlu akan dianggarkan,” katanya.
Selain memanggil nara sumber, dirinya rutin seminggu dua kali pada Selasa dan Jumat kerja bhakti sambil melakukan pembinaanterjun langsung bertemu masyarakat.
“Hasilnya, hampir semua pedagang eceran, dan semua orang yang berusaha di Muara Angke lebih tertib dan mudah diberi penjelasan. Semua ini berkat tim dari unit pengelolaan pelabuhan perikanan nusantara yang semuanya terjun langsung ke masyarakat guna melakukan pembinaan,” tutur Mahad alumni sekolah tinggi perikanan Pasar Minggu. (dwi/bi)