Thursday, 12 December 2019

Komunitas Masyarakat Papua di Jakarta Gelar Pentas Seni di CFD

Minggu, 1 September 2019 — 12:24 WIB
Anggota komunitas masyarakat Papua di Jakarta di acara Car Free Day bersama TNI-Polri. (silaen)

Anggota komunitas masyarakat Papua di Jakarta di acara Car Free Day bersama TNI-Polri. (silaen)

JAKARTA –  Komunitas masyarakat Papua di Jakarta menggelar acara  tari  Yospan di Car Free Day (CFD) di Bundaran HI Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakpus, Minggu (1/9/2019). Acara pentas seni ini diadakan untuk mempererat hubungan dengan masyarakat Papua yang sempat merenggang akibat adanya isu rasial.

Beberapa pejabat tampak hadir seperti Menkopolhukam Wiranto, ratusan ribu warga yang tengah beraktivitas, Wiranto bahkan bernyanyi bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Purnomo, Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono dan tokoh Papua Freddy Numberi.

Mereka menyanyikan lagu ‘Apuse’ serta satu lagu yang bertema persatuan dan persaudaraan,  peserta pun tampak antusias mengikuti Wiranto bernyanyi.

“Tepuk tangan semua. NKRI harga mati!” seru pemandu acara

Dalam acara itu ikut juga beberapa pejabat teras lainnya seperti Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan dan Dandim 0502/JP BS Letkol (Inf) Wahyu Yudhayana. “Kegiatan ini dijaga 172 personel gabungan,”  ujar Kapolres Metro Jakpus Harry.

Sementara ketua Panitia acara Frans Ansanay mengatakan acara ini dilaksanakan untuk menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia bisa hidup bergandengan tangan.

“Generasi angkatan saya itu sudah tua, generasi ke bawah itu banyak, anak cucu kami banyak, dan di sana hidup berdampingan dengan masyarakat asli Betawi. Kami merasa diterima, kami merasa bersama masyarakat Indonesia lainnya bahkan suku lainnya juga,” ujar Frans di lokasi.

Frans yang mengaku sudah tinggal selama 30 tahun di Jakarta dan ber-KTP DKI Jakarta itu mengatakan, tari Yosim Pancar atau Yospan menunjukkan budaya Papua yang energik. Tarian itu juga menunjukkan persatuan dan kekompakan.

“Musik ini memiliki nilai dan filosofis yang tepat, yaitu adanya kerukunan secara bersama. Tidak ada Yospan Papua satu, Yospan itu bisa sepuluh orang, bisa lebih dari sepuluh orang sehingga di situ menunjukkan adanya kesatuan, persatuan, kekompakan, rasa memiliki,” sebut dia.

Digelarnya acara ini di lokasi car free day, dijelaskan Frans, untuk menunjukkan bahwa masyarakat Papua bisa hidup berdampingan. Menari bersama sekaligus juga untuk menunjukkan budaya Papua.

“Kegiatan ini juga dilakukan untuk membuktikan kepada masyarakat luas kalau kami selama ini bisa hidup berdampingan. Maka dalam suasana car free day pagi ini biarlah kita bernyanyi bersama di mana mereka terlibat sebagai sebuah bentuk persatuan bersama-sama,” jelas Frans.(silaen/mb)