SUKABUMI – Diduga depresi akibat menderita stroke dan darah tinggi menahun, MI (50) mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Senin (2/9/2019).
Aksi nekatnya itu dilakukan di ruang tengah rumahnya di Kampung Cikareo RT 04/05, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat.
Kematiannya diketahui ayah mertuanya, Ded (60) saat menyambangi rumahnya, sekira pukul 08.30 WIB. Saat itu, posisi lehernya tergantung memakai sarung berjarak sekitar 20 centimeter di atas lantai.
Melihat menantunya itu, Ded langsung berteriak dan meminta tolong ke warga setempat. Lalu, melaporkannya ke Polsek Cikembar. Polisi dibantu warga langsung mengevakuasi mayatnya ke puskesmas.
Hasil pemeriksaan medis, terdapat cairan putih berasal dari penis korban. Di badannya tidak ditemukan bekas luka kekerasan.
Kapolsek Cikembar, AKP I Djubaedi melalaui Kanit Reskrim Polsek Cikembar, Iptu Deni Miharja mengatakan kematian MI diduga kuat akibat bunuh diri. Selain dari hasil pemeriksaan medis, dari pengakuan keluarganya juga korban ternyata mengidap stroke dan darah tinggi menahun.
“Kita sudah melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi. Diduga karena depresi akibat penyakitnya tidak kunjung sembuh, akhirnya korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” ungkap Deni.
Keluarga, kata Deni, menolak saat polisi menganjurkan agar dilakukan autopsi terhadap jasad MI. Keluarga beralasan insiden menimpa MI merupakan musibah.
“Jasad korban sudah dilakukan pemulasaran dan rencananya sore ini akan dikebumikan di TPU dekat rumahnya,” ujarnya.
Kabar kematian MI cukup menggemparkan seantero kampung. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai sosok mudah bergaul dan dekat dengan warga. Diketahui, dia selama ini bekerja sebagai karyawan swasta perusahaan obat di Jakarta.
“Punya istri dan dua putri. Dia mah baik, belum pernah bermasalah dengan siapapun. Semoga kesalahan korban diampuni dan keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan,” imbuh paman MI, Darjat (52). (sule/tri)