Thursday, 12 December 2019

UI – Soka Gakai Gelar Pameran ‘Sutra Bunga Teratai’ dari Berbagai Negara

Selasa, 10 September 2019 — 23:00 WIB
Ibu Shinta Nuriyah (tengah) didampingi Rektor UI M.Anis, bersama Ketua Humas Soka Gakai Indonesia, Elly Muliawan dalam acara pameran. (Angga)

Ibu Shinta Nuriyah (tengah) didampingi Rektor UI M.Anis, bersama Ketua Humas Soka Gakai Indonesia, Elly Muliawan dalam acara pameran. (Angga)

DEPOK – Universitas Indonesia bekerja sama dengan Soka Gakai Indonesia  menyelenggarakan pameran cagar budaya Internasional Sutra Bunga Teratai di Ruang Apung, Perpustakaan UI, Kota Depok, Selasa (10/9/2019).

Ketua Humas Soka Gakai Indonesia, Elly Muliawan mengatakan pameran dihadiri sejumlah negara ini berlangsung selama dua pekan di Perputaran UI Depok.

“Indonesia merupakan tuan rumah ke-17 penyelenggaraan pameran dengan tema Pesan Perdamaian dan Kerukunan Hidup. Sebanyak 500 peserta baik dari dalam maupun luar negeri mengikuti pameran ini untuk perwakilan negara asing yaitu Malaysia, Singapura, dan Jepang,” ujarnya kepada Poskota di lokasi acara.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Universitas Indonesia juga Museum Nasional, Dunhuang Academy (Tiongkok), The Institute of Oriental Philosophy (Jepang).

Menurut Elly, selain pameran,  juga ada seminar dan dapat dukungan juga oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Klinik Digital Vokasi UI, Kowani.

Dukungan juga datang dari Dewan Masjid Indonesia, Wahid Foundation, Museum Rekor-Dunia Indonesia, The Habibie Centre,  Puan Amal Hayati, The Purnomo Yusgiantoro Center, Lembaga Kebudayaan Betawi, Unit Pelayanan Angkutan Sekolah Dishub DKI Jakarta, We The Youth, Miwa dan Eio.

Sementara itu dalam pembukaan tersebut turut hadir  ibu Shinta Nuriyah, Rektor UI M. Anis, dan sejumlah pejabat lainnya.

“Dalam pameran kita menyajikan penelitian ilmiah mengenai perjalanan filosofi Sutra Bunga Teratai dari berbagai belahan dunia. Juga menampilkan artefak bersejarah usia ribuan tahun,” tambahnya.

Elly mengungkapkan pihaknya ada yang menampilkan koleksi asli dan replika manuskrip, lukisan  dan benda-benda peninggalan langka Buddhis yang diantaranya telah berumur lebih dari 2500 tahun.

“Selain itu kita juga menghadirkan koleksi dari India, Rusia, Tionghoa, dan Indonesia diperoleh panitia dari Museum Nasional, yang mendatangkan koleksi peninggalan sejarah Borobudur pada masa Dinasti Syailendra, replika Goa Tun Huang dan budaya UNESCO dari Tionghoa,” bebernya.

Terpisah Peneliti Sosial Vokasi Humas UI, Devie Rahmawati mengungkapkan  tema perdamaian menjadi relevan dengan kondisi lokal dan global, yang terancam “bakteri” polarisasi di dalam keutuhan sebuah bangsa.

Berdasarkan Riset di 11 negara seperti Amerika, Turki, Hungaria, Venezuela, Thailand, lanjut Devie, menemukan bahwa para pemimpin politik yang menggunakan narasi perpecahan dengan menyebut lawan-lawan politiknya sebagai orang yang tidak bermoral dan korup misalnya, berhasil membelah masyarakat.

“Kebajikan dan kebijakan para leluhur manusia di masa lalu, yang bahkan tidak melihat sekat antara barat dan timur, menjadi model bagi generasi muda, untuk meneladani kehidupan damai yang ditampilkan melalui pertemuan budaya Asia (Budha) dan budaya Barat (salah satunya Yunani), sebagaimana artefak-artefak ini “bicara” melalui pameran Sutra Bunga Teratai,” ujar Devie. (Angga/win)