JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan akan membatasi jam operasional skuter listrik termasuk dari aplikator ‘GrabWheels’. Hal itu setelah kendaraan bertenaga listrik tersebut memakan korban jiwa akibat kecelakaan.
Seperti diketahui, pada Minggu (10/11/2019) sekitar pukul 03.29 WIB seorang pengguna ‘GrabWheels’ meninggal dunia setelah bertabrakan dengan mobil di kawasan Senayan, Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan pihaknya tengah mengkaji jam operasional penggunaan skuter listrik baik milik perorangan maupun yang disewakan oleh perusahaan aplikator. Nantinya penggunaan skuter listrik akan disesuaikan dengan jam operasional transportasi umum.
“Kita sedang kaji untuk penggunaan di malam hari. Untuk jam operasi yang kita kaji sekarang, kita inline dengan sistem angkutan umum massal yang beroperasi, seperti transjakarta atau MRT mulai jam 5 pagi sampai 11 malam. Kita harapkan, setelah jam 11 malam operator escooter tidak lagi menyewakan itu,” kata Syafrin dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/11/2019).
Kedepan, lanjut Syafrin, e-scooter akan disesuaikan dengan budaya pengguna transportasi umum. Mereka bisa mengendarai skuter listrik ketika sampai di halte untuk menuju lokasi berikutnya. Namun, ketika melewati Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) skuter listrik tidak diperbolehkan dinaiki.
“Kita berharap bahwa e-scooter ini bisa menjadi first dan last milenya masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Kita harapkan orang turun di stasiun, halte, kemudian melanjutkan ke tujuan dengan e-scooter tapi tetap menggunakan jalur sepeda. Pada saat nyebrang di JPO dia tidak dikemudikan, tapi dituntun,” papar Syafrin.
Pembatasan jam operasional skuter listrik untuk melindungi keselamatan baik para pengguna maupun pengedara kendaraan bermotor. Pasalnya, jika berkendara pada malam hari dikhawatirkan akan memacu dengan kecepatan tinggi sehingga berpotensi kecelakaan.
“Sehinggaaspek keselamatan masyarakat itu yang utama. Kita pahami, begitu jalanan sepi tengah malam, pengguna melihat jalanan sepi akhirnya dia menjadi lalai dan terjadilah tabrakan,” tandas Syafrin. (yendhi/mb)