JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menilai perlu usaha yang komprehensif guna melawan gerakan terorisme. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut aksi terorisme yang berakar dari radikalisme dengan benih-benih sikap intoleran itu tidak cukup diberantas dengan pendekatan politik dan hukum semata.
“Sudah terlalu banyak korban terorisme yang merusak bangunan Indonesia yang cinta damai dan toleran. Perlu langkah komprehensif dan simultan guna mengatasi terorisme. Pendekatan hukum dan politik saja tidak cukup. Diperlukan juga pendekatan sosial-ekonomi, dan kebudayaan melalui gerakan rakyat untuk melawan paham anti kemanusiaan itu,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (14/11/2019).
Hasto juga mengingatkan agar negara bersikap lebih tegas. Menurutnya pemerintah wajib menciptakan rasa aman dan ketentraman masyarakat.
“PDI Perjuangan juga mendorong pendidikan nasional sebagai wahana membangun kehidupan berbangsa yang berbudi pekerti dan toleran terhadap perbedaan. Sebab intoleransi adalah akar dari terorisme,” jelasnya.
Sebelumnya aksi terorisme terjadi di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Sebuah bom bunuh diri meledak di Mapolrestabes Medan. Terduga pelaku pengeboman tewas seketika.
Hasto menilai aksi itu serupa dengan yang terjadi di Surabaya pada 2018 lalu. PDI Perjuangan pun menganggap kegiatan terorisme tersebut sebagai kejahatan kemanusian yang biadab.
“Apa yang terjadi di Medan, tidak jauh bedanya dengan bom bunuh diri satu keluarga di Surabaya pada bulan Mei 2018 yang lalu. Kejahatan terorisme membunuh kemanusiaan; suatu aksi biadab yang tidak bisa dibenarkan dengan cara apapun,” tutup Hasto. (ikbal/yp)