BOGOR – Ujicoba kedua rekayasa lalu lintas sistem kanalisasi 2-1 di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, kembali akan diberlakukan Sabtu (7/12/2019).
Ujicoba tahap kedua ini, setelah pada ujicoba pertama gagal akibat sarana dan prasarana dibeberapa titik tidak memungkinkan, hingga berdampak pada kemacetan parah saat arus kendaraan hendak menuju Jakarta dari puncak menjelang sore.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, ujicoba tahap dua kanalisasi 2-1 akan berlangsung tanggal 7 Desember 2019. Teknis ujicoba tahap dua kanalisasi ini ada di BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek).
Menurut Ade Yasin, akan ada beberapa perbedaan pada ujicoba tahap dua ini. Tentunya perbedaan ini, berdasarkan hasil evaluasi dari uji coba tahap I pada 27 Oktober lalu.
“Kajian dari ujicoba tahap pertama, kami jadikan kajian. Semoga ujicoba tahap dua ini lebih baik. Apa hasilnya, mari kita lihat bersama. Apakah ujicoba kedua ini bisa mengatasi kemacetan atau tidak, lihat nanti saja di lapangan,” kata Ade Yasin.
Bupati menegaskan, ada tiga catatan pihaknya setelah uji coba tahap pertama dilakukan dua bulan lalu. “Ada kepadatan kendaraan di beberapa titik karena penyempitan jalan atau bottleneck.
Kepadatan kendaraan itu ada di titik yang hampir selalu macet, seperti Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari (TSI), Tanjakan Selarong dan Simpang Megamendung,” katanya.
Lalu. belum tersedianya cerukan untuk pemberhentian angkot. Angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, sehingga membuat laju kendaraan lain tersendat.
“Kemudian arus lalu lintas terganggu para pengendara yang memberhentikan mobilnya saat belanja oleh-oleh. Pedagang oleh-oleh khas Bogor ini menyebar disejumlah titik di jalur puncak,” ujarnya. (yopi/win)