JAKARTA – Rakernas Partai Amanat Nasional (PAN) ricuh, akibatnya gagal menelorkan kesepakatan tentang lokasi dan waktu pelaksanaan Kongres V Tahun 2020. Akibat ricuh itu pula, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN 2019 di Jakarta ini, harus ditutup lebih awal.
Kericuhan dipicu oleh kehendak peserta yang rebutan untuk menjadi tuan rumah Konggres V mendatanga. Menurut Ketua Steering Committee Rakernas PAN Tahun 2019 Saleh Partaonan Daulay, sejauh ini pihaknya baru menetapkan sembilan calon tuan rumah kongres dan batas akhir pelaksanaan kongres.
Karena Rakernas ditutup lebih awal, maka penunjukan dan penetapan ruan rumah Konggres nantinya DPP PAN yang akan memutuskan. Menurut dia, 9 itu adalah, dari Sumatera ada Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Lampung.
Kemudian, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, juga Kalimantan Selatan, dan Papua.
Untuk waktu pelaksanaan, Rakernas memberi batas waktu sampai 31 Maret 2020. Saleh berujar tanggal pasti penyelenggaraan kongres akan ditentukan lewat rapat di DPP PAN.
Sementara itu, Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengungkapkan, awalnya pembicaraan lokasi kongres berjalan damai. Namun beberapa Dewan Pimpinan Daerah (DPD) bersikeras mengajukan diri sebagai penyelenggara kongres tahun depan.
“Untuk tempat tadi, saking animonya tinggi, peserta dari [seluruh] Indonesia sama-sama tinggi untuk menjadi tuan rumah dan itu kita sambut dengan baik,” kata Yandri di Hotel Millenium, Jakarta, Sabtu, usai Rakernas.
Menurut Yandri, kericuhan bermula dari kesalahpahaman antarkader. Saking semangat mengajukan diri menjadi tuan rumah, beberapa kader saling memotong pembicaraan dan merebut mikrofon. Kericuhan pun tak terhindarkan.
Ia menyebutkan , dari 9 calon pemyelenggara Konggres, kemungkinan besar kongres akan digelar di Sulawesi Tenggara. Sebab saat Pemilu 2019, PAN berhasil menang di Sultra dan mengamankan kursi Ketua DPRD. (win)
