BAGI kaum wanita, tampil cantik adalah naluri. Maka ketika dia mengekploitasi kecantikannnya dalam Pileg tempo hari, sah-sah saja. Evi Apita Maya Caleg DPD dari NTB misalnya, memenangkan persaingan dengan cara itu. Tapi ternyata digugat oleh rivalnya yang kalah. MK menolak gugatan itu, dan Ny. Evi yang dasarnya cantik, lolos ke Senayan.
Boleh percaya boleh tidak, kaum wanita adalah makhluk yang tak pede atas kecantikan yang dikaruniakan Allah SWT terhadapnya. Meski sudah cantik sebetulnya, tetap saja terus mematut diri agar tampak lebih cantik. Bila di depan cermin, kaum Hawa paling betah. Dia tak mau tampil mengecewakan di depan publik.
Dalam hal pakaian misalnya, kaum Hawa meski punya pakaian sealmari penuh, tetap saja merasa tak punya baju. Jika diajak teman kondangan, selalu beralasan, “Aku nggak punya baju.” Maka orang Jawa pun punya pepatah: wong wedok kuwi nabine jarit, gusti allahe duwit. Artinya, baju dan uang menjadi pilihan utama kaum wanita.
Adalah Evi Apita Maya, Caleg DPD dari NTB. Meski penampilan sehari-hari sudah cantik, ketika maju ke Pileg masih juga memoles wajahnya sedemikian rupa. Dia tahu psikologi massa, yang selalu tertarik pada kecantikan wanita, meski sadar bahwa mengagumi tak harus memiliki.
Setelah didempul sedemikian rupa, penampilan foto Evi di surat suara memang jadi nyata benar bedanya, meski tak dicuci dengan sabun Sunlight. Sungguh bikin pangling. Dan dalam Pileg 17 April lalu, dia berhasil mendulang 283.932 suara, sementara Caleg petahana Prof. FaroukMuhammad hanya memperoleh188.678.
Sudah 5 tahun berkuasa di Senayan, tiba-tiba terpental oleh pemain baru, memang menyakitkan. Maka dia berusaha menggugat kemenangan rivalnya, dengan berbagai cara. Dengan dalil bahwa mengedit foto adalah pelanggaran administrasi, dia mengugat Evi ke MK. Orangpun mempertanyakan, jika tahu foto Evi editan, kenapa tak digugat ke Bawaslalu, sebelum Pemilu?
Jumat lalu MK dalam sidangnya memutuskan, menolak seluruh gugatan Prof. Farouk Mohammad. Alasannya, tak ada bukti bahwa kecantikan foto dalam kartu suara mampu mempengaruhi keterpilihan seseorang. Evi pun menangis syukur atas keputusan MK, dan bertekad sebaik-baiknya bekerja di Senayan sebagai wakil daerah. – gunarso ts