Thursday, 12 December 2019

Kompol Mustakim, Ungkap Kasus Pembunuhan Jadi Tamu Raja Arab Saudi

Jumat, 30 Agustus 2019 — 10:21 WIB
Kompol Mustakim. (yahya)

Kompol Mustakim. (yahya)

MENJADI anggota Polri, bukan cita-cita lelaki kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 54 tahun silam ini. Keinginannya menjadi anggota Krops Bhayangkara muncul saat Mustakim duduk di bangku SMA. Anak petani ini lalu merantau ke Jakarta dan bekerja serabutan.

Usai menamatkan pendidikan menengah atas pada 1985, pria anak seorang petani ini merantau ke Jakarta. Di Ibu Kota, anak kedua dari lima bersaudara ini pun kerja serabutan.

Di tengah ketidak pastian mendapat pekerjaan yang tetap, dia mendapat kabar adanya penerimaan calon anggota Polri. Mustakim mencoba peruntungan mendaftar sebagai anggota Polri. “Saya dua kali gagal menjadi anggota Polri,” kenangnya. Namun, dia tak putus asa, mencoba ketiga kalinya mendaftar.

Hingga akhirnya dia diterima menjadi insan Tribrata. Kini 37 tahun miniti karier di Polri, dia dipercaya menjabat Kanit Reskrim Polsek Penjaringan dengan pangkat Kompol. Dia menceritakan lika-liku kehidupannya selama merantau di Jakarta.

KULI PROYEK
Sambil menanti kembali dibukanya pendafaraan anggota Polri, dia bertahan hidup di Jakarta dengan bekerja di pergudangan bongkar muat kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.

“Saya bekerja sebagai kuli proyek di pergudangan. Tugasnya mencatat barang masuk dan keluar dari gudang,” paparnya. Pekerjaan kasar itu dilakoni selama dua tahun. “Penghasilannya Rp30.000 sehari, tapi itu belum dihitung lembur,” ujarnya.

Impian menjadi polisi akhirnya terkabul setelah Mustakim mendaftar ketiga kalnya. Mabes Polri menjadi tempat dinas pertamanya. “Saya ditugaskan di bagian Direktorat Personel, setelah itu pindah ke Polres Jakarta Pusat menjadi anggota reserse sejak 1995 sampai 2001,” ungkapnya.

Karir Mustakim sebagai polisi mulai beranjak setelah mengikuti pendidikan sekolah perwira pada 2001. Pasca sekolah, Mustakim ‘mampir’ di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya kembali bertugas sebagai serse di Jakarta Pusat. “Tahun 2005 saya menjadi Kanit Reskrim Polsek Sawah Besar. Tiga tahun kemudian kembali ke Polres Jakarta Pusat menduduki jabatan Kanit Jatanras.

Bidang kesersean tak lepas dari Mustakim, tercatat jabatan Kanit Reskrim melekat saat dia dipindahkan ke Polsek Tanah Abang, Kemayoran hingga ke Penjaringan. Di tengah kesibukan dan tanggung jawabnya sebagai anggota Polri, Mustakim masih sempat mengikuti pendidikan pasca sarjana (S2) dan lulus dari Universitas Krisna Dwipana.

TAMU KERAJAAN
Perwira yang pernah menjabat Kepala Urusan Produksi dan Dokumentasi Polda Metro Jaya kala Kapolda dijabat Tito Karnavian, berbagai prestasi dan apresiasi kerap diterima Mustakim. Bahkan dia pernah mendapat apresiasi dari Kedutaan Besar Arab Saudi saat mengungkap kasus pembunuhan yang korbannya warga negara Arab. “Saya diberangkatkan haji oleh Kedubes Arab sebagai tamu kerajaan,” ungkapnya.

Semua prestasi yang diraih menurut Mustakim tak terlepas dari tanggung jawabnya menjalani tugas sebagai anggota Polri. ” Bekerja tak kenal waktu dan selalu loyal kepada satuan dan atasan. Prinsip kerja tuntas dan profesional itu yang diutamakan,” ucapnya. (yahya/iw)

Terbaru

Puan Maharani (rizal).
Kamis, 12/12/2019 — 8:16 WIB
Ketua DPR
Lahirnya PP PPMSE Resahkan Bagi yang Baru Mulai Bisnis Online
Kamis, 12/12/2019 — 8:05 WIB
Jangan Sampai Pudar
Kamis, 12/12/2019 — 7:56 WIB
Evaluasi TGUPP!
Rose Rini, pengajar di sekolah Marie Joseph. (deny)
Kamis, 12/12/2019 — 7:45 WIB
Mendikbud Nadiem Hapus UN, Begini Respons Guru