Thursday, 12 December 2019

Gadis Baduy Tewas Bersimbah Darah

Korban Diduga Sempat Lakukan Perlawanan

Minggu, 1 September 2019 — 10:16 WIB
ilustrasi

ilustrasi

LEBAK – Pelaku pembantaian SW (13), gadis suku Baduy warga Kampung Karahkal, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, yang jasadnya ditemukan di sebuah gubuk yang berada di Kampung Kadu Heulang, Desa Cisimeut Raya, Kecamatan Leuwidamar, pada Jumat (30/8/2019), masih menjadi misteri.

Menurut Kapolres Lebak, AKBP Dani Arianto, hasil pemeriksaan luar (visum) terdapat sejumlah luka terbuka bekas sabetan senjata tajam di tubuh korban, diantaranya pada pergelangan tangan, kaki dan wajah.

“Diduga korban sempat melakukan perlawanan saat kejadian sampai akhirnya dibunuh,” ungkap Kapolres kepada wartawan.

Kapolres mengatakan dari hasil olah TKP yang dilakukan Tim Identifikasi Polres Lebak dan Subdit Jatanras Polda Banten, ada beberapa barang yang diamankan, salah satunya sarung golok. “Hanya tinggal sarungnya, goloknya masih kita cari tapi diduga dibawa kabur pelaku,” terang Dani.

Milik Ayah Korban

Kapolres menjelaskan golok yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa SW, merupakan milik ayahnya yang biasa dipakai berkebun. Namun pada hari kejadian, golok tersebut sedang tidak digunakan.

“Golok itu milik bapak korban yang disimpan di rumah yang biasa digunakan berkebun. Golok ini yang diduga digunakan pelaku untuk membacok dan membunuh korban,” tukas Kapolres Lebak ini.

Tak hanya luka sabetan senjata tajam, gadis belia ini juga diduga sempat mengalami pelecehan seksual. Kapolres menyebutkan dugaan pelecehan seksual ini dibuktikan dengan adanya sperma pada bagian kemaluan korban. “Ada kekerasan seksual karena pada bagian kemaluan korban,” terang Dani.

Untuk menindaklanjuti kasus pembunuhan yang jarang terjadi di masyarakat Suku Baduy ini, Kapolres mengatakan, sebanyak lima orang saksi sudah diperiksa diantaranya orangtua korban Sarka dan Arni, kakak korban Arsad.

“Lima orang sudah kita periksa termasuk keluarga korban dan dua warga sekitar,” kata Kapolres.

Berdasarkan keterangan saksi, sekitar pukul 06.30 WIB kedua orang tua korban pergi ke ladang untuk berkebun. Kemudian korban bersama kakak korban Arsad (16), tinggal di saung yang sudah ditempati selama satu tahun itu.

Namun, sekitar Pukul 11.00 WIB, Arsad pamit kepada korban untuk pergi mencari burung. Selanjutnya, sekitar pukul 16.00 WIB kakak korban kembali ke saung, dan menemukan sang adik tergeletak bersimbah darah dengan posisi telentang.

“Saung itu ada di tengah-tengah kebun yang berfungsi sebagai tempat tinggal mereka. Jadi mereka menetap di situ. Memang lokasinya (gubuk) dari jalan naik ke atas sekitar 100 meter. Jarak ke perkampungan memang jauh,” ungkapnya. (haryono/mb)

 

 

 

 

 

 

 

(haryono/mb)