Thursday, 14 November 2019

Kecamatan Krangkeng Indramayu Hadapi Krisis Air Bersih

Rabu, 13 November 2019 — 13:12 WIB
Seorang tukang becak di Desa Krangkeng nyambi berjualan air karena sangat dibutuhkan masyarakat. (taryani)

Seorang tukang becak di Desa Krangkeng nyambi berjualan air karena sangat dibutuhkan masyarakat. (taryani)

INDRAMAYU – Musim kemarau yang relatif panjang tahun ini dampaknya menyengsarakan masyarakat,   khususnya yang tinggal di daerah pedesaan di Kecamatan Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat. 

Kemarau panjang membuat sebagian masyarakat Kecamatan Krangkeng dilanda  krisis air sejak awal  Oktober 2019. “Hujan yang ditunggu-tunggu tak pernah turun, masyarakat sampai kewalahan mencari sumber-sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti;  mandi, memasak, minum dan sebagainya,” ujar Udin (60). 

Untuk kebutuhan mandi misalnya,  sebagian warga Krangkeng terpaksa memanfaatkan air Kali Oyoran yang kondisinya terlihat kotor berwarna hijau berlumut. Meski demikian,  warga terpaksa memanfatakan air kotor itu untuk mandi. Padahal,  tidak jauh dari lokasi warga mandi,  terlihat puluhan ekor bebek berenang di air Kali Oyoran yang kotor itu. 

Pemandangan pagi dan sore banyak warga Krangkeng mandi di air Kali Oyoran yang kotor itu  sudah biasa. Banyaknya warga  yang terpaksa mandi di Kali Oyoran  itu setelah PDAM Tirta Darma Ayu Indramayu  tidak lancar memberikan pelayanan air bersih kepada pelanggan di sana. Sudah belasan hari ini pelanggan PDAM khususnya di Desa Krangkeng  tidak mendapatkan pelayanan air bersih.    

Sementara untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum, masyarakat Desa Krangkeng terpaksa harus  membeli air bersih yang dijual pedagang keliling dengan harga Rp 2 ribu per derigen. 

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari masyarakat terpaksa mengeluarkan kocek sekitar Rp30 ribu sehari.   “Sejak air bersih tidak mengalir masyarakat sebagai pelanggan  PDAM Tirta Darma Ayu Indramayu di Desa  Krangkeng terbebani membeli air.  Oleh karena itu warga minta  kepada  Pemkab Indramayu agar segera memberikan bantuan air bersih untuk  warga terdampak kekeringan,” ujarnya.   

Kepala PDAM Cabang Kertasemaya, Ade Kusnadi, S.E melalui Kepala Urusan Pelayanan Langganan, Wawan Darmawan,S.E mengemukakan, musim kemarau panjang cukup berpengaruh terhadap pelayanan air bersih di Kecamatan Krangkeng. Sedikitnya 3 ribu sambungan air bersih di Kecamatan Krangkeng tak terlayani air bersih. 

Krisis  air bersih PDAM di Kecamatan  Krangkeng terjadi sejak awal Oktober 2019. Untuk menanggulangi krisis air bersih,  PDAM Cabang Kertasemaya telah melakukan penyuntikan pipa distribusi PDAM  di daerah yang terdampak musim kemarau. 

Diakui, sejak terjadinya krisis air bersih, belum ada permintaan bantuan air bersih secara resmi dari pihak Kepala Desa atau Kuwu setempat. Meskipun demikian,  PDAM Cabang Kertasemaya berinisiatif menyalurkan bantuan air bersih kepada warga. 

Bantuan air bersih diprioritaskan kepada  pelanggan  PDAM yang airnya  tidak mengalir selama musim kemarau, ujar Wawan,  saat mengadakan penyuntikan air bersih pada pipa distribusi PDAM di Kecamatan Krangkeng. 

Krisis air bersih yang terjadi di Kecamatan Krangkeng, kata Wawan, akibat stok air baku dari  Sungai Cimanuk menyusut. Selama ini kebutuhan air bersih dari Sungai Cimanuk masih dibawah normal sehingga pasokan air bersih ke pelanggan tidak lancar.   

Saat ini PDAM Cabang Kertasemaya sedang membangun jaringan air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah  Krangkeng sehingga dampaknya bisa membantu kebutuhan air bersih pelanggan  PDAM di Blok Oyoran Desa Krangkeng, kata Wawan.  (taryani/tri)