Thursday, 14 November 2019

Kisah Bocah yang Malang

Kamis, 14 November 2019 — 8:54 WIB
hantu angkot

PAGI itu, seperti biasa Malik berbenah, menyiapkan diri untuk berangkat sekolah. Ia duduk di kelas 7 SMP. Masih muda, tapi dia sudah bisa mengurusi diri, memenuhi kebutuhan seperti segala persiapan sekolah, termasuk pakai baju seragam, atau bahkan sekali gus membantu menyuapi adik-adiknya yang masih balita sarapan pagi.

Itu adalah kegiatan yang dia lakukan setiap pagi, sebelum berangkat ke sekolah di SMP Negeri 3 Tangerang, Banten.

Namun hari Senin lalu itu adalah kegiatan terakhirnya, di rumah mau pun di sekolah. Karena selepas sekolah, ia harus pulang kepangkuan Sang Khalik. Bocah ini terenggut nyawanya, diseruduk angkot, tak jauh dari tempat tinggalnya. Ya, hidup, mati, jodoh rezeki adalah karena Yang Kuasa.

Sebenarnya ingin mecaci maki angkot yang suka ugal-ugalan. Yang selalu saja bikin masalah, dari ngetem sembarangan, berhenti di lampu merah menurunkan dan menaikan penumpang sembarangan, kejar-kejaran dan, bisa jadi sang sopir yang kena pengaruh miras atau narkoba?

Ya, tapi sudahlah, itu urusan polisi untuk menyelidiki dan sekali gus memberi sanksi agar mereka jera, dan tidak mengulangi lagi membawa kendaraan dengan seenak udelnya. Apalagi dia membawa penumpang yang harus diantar dengan selamat sampai tujuan.

Pertanyaannya adalah, kapan penumpang mau nyaman, jika transprtasi yang ditumpangi nggak layak? Jadi,seharusnya setiap peristiwa, harus lah dijadilan pelajaran. Pengedara angkot juga mencai nafkah untuk keluarga, penumpang juga mau selamat kerana dituggu keluarga.

Benar bahwa, hidup mati adalah di Tangan Yang Maha Kuasa, tapi manusia juga diperintahkan untuk hati-hati dalam menjalani hidupnya. Karena Allah tidak  akan mengubah hidup seseorang kecuali orang itu sendiri yang mengubahnya. (massoes/yp)