JAKARTA – Rencana Kementerian BUMN merekrut Basuki Tjahaja Purnama ( BTP) alias Ahok memimpin salah satu perusahaan plat merah menuai pro kontra di ruang publik. Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing melihat penolakam terhadap Ahok memimpin salah satu BUMN datang dari empat pihak.
“Dari aspek tindakan komunikasi yang dilakukan oleh orang yang menolak Ahok, secara hipotesis mereka setidaknya berada pada empat kategori,” ujarnya, Sabtu (16/11/2019).
Kategori pertama pihak yang menolak kedatangan Ahok, jelas Emrus adalah orang yang murni berkeinginan agar eks Gubernur DKI Jakarta itu tidak masuk menjadi pimpinan di BUMN. Menurutnya orang-orang tersebut tidak setuju dengan karakter Ahok selama ini yang kerap dianggap tampak kurang humanis.
“Kedua, orang yang boleh jadi mengganggu kepentingannya selama ini dan yang akan datang bila mana Ahok benar-benar duduk sebagai pemimpin di BUMN tarkait,” papar dia.
Lebih lanjut Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner itu menambahkan kategori ketiga yang menolak kedatangan Ahok adalah pihak yang merasa terancam kepentingannya.
“Keempat, orang mencoba ‘menanam saham’ manakala benar-benar Ahok menjadi pimpinan BUMN tertentu. Bila mana Ahok ‘membongkar’ berbagai masalah yang bisa jadi terkait dengan orang yang bersangkutan, maka serta merta menyebutnya sebagai tindakan balas dendam karena pernah menolak Ahok akan duduk sebagai petinggi di BUMN tersebut,” tandasnya.
“Untuk mengkonfirmasi empat atau lebih kategori tersebut, haya waktulah yang mengujinya bilamana Ahok benar-benar sudah ditempatkan di BUMN dengan posisi sangat strategis,” pungkasnya. (ikbal/win)