KASIHAN sungguh nasib janda si Arie, 40, dari Tasikmalaya ini. Siap diselingkuhi Gumilar, 50, tetangga sendiri, tapi begitu hamil hanya hanya dijanjikan untuk dinikahi, tapi tak kunjung dipenuhi. Benar-benar Pemberi Harapan Palsu alias PHP.
Saking malunya sampai bayi itu lahir tak ada bapak resminya, Arie memilih mencekik bayi itu sampai tewas. Tentu saja jadi urusan polisi.
Lelaki memang suka begitu. Meski di rumah sudah punya “kendaraan” sendiri, melihat kendaraan mulus nganggur jadi kepengin juga nyemplak. Padahal nyemplak kendaraan pakai tanda petik pasti ada resikonya, bisa terjadi kehamilan di luar nikah. Jika tanggung jawab, ya nggak masalah. Tapi banyak kejadian sering ingkar janji macam politisi.
Nama lengkapnya Aries, tapi tetangga suka memanggilnya Arie begitu saja. Di kampungnya di Tasikmalaya, dia cukup dikenal, khususnya oleh kalangan lelaki. Soalnya Arie memang cantik, status janda lagi. Di mata lelaki petualang, berarti itu sebuah peluang. Kalau mau, paling satu putaran juga kena.
Banyak lelaki kampung itu yang menunjukkan minat. Tapi dari sekian kontestan, yang dapat lampu hijau hanyalah Gumilar. Sebab selain ahli menata kata, duitnya juga lumayan royal. Sering Arie diajak jajan, lalu pulangnya masih diberi uang buat belanja dapur. Di mata Arie, Gumilar memang lelaki dermawan. Suka menyantuni anak yatim dan janda sebagaimana anjuran KH Zainuddin MZ almarhum.
Tapi sesungguhnya, tak ada makan siang gratis kecuali di Panti Sosial. Maka di balik kedermawanannya nraktir makan dan memberi uang, sekali-sekali Gumilar juga kepengin “makan” janda tetangga yang masih pulen macam beras Cianjur itu. Arie juga memberikan lampu hijau, karena sejak menjanda, rasanya suhu udara di kampung menjadi dingin 5 drajat di bawah nol.
Akhirnya koalisi itu kemudian ditingkatkan menjadi sebuah “eksekusi”. Berlangsung di rumah si janda itu sendiri.
Sejak itu Gumilar jadi suka keluar malam, katanya ngobrol sama tetangga sambil main gaple atau catur. Padahal aslinya, justru “bidak” Gumilar sendiri yang nyelonong ke kamar Arie.
Si janda pulen terus saja melayani, karena Gumilar selalu menggaransi, “Jika terjadi apa-apa hubungi dokter terdekat, eh…..siap tanggungjawab.”
Benar saja, beberapa bulan kemudia perut Arie menggelembung sedikit demi sedikit sampai kemudian jadi bukit. Tentu saja Arie segera menuntut tanggungjawa
Gumilar yang selama ini jadi investornya. Lagi-lagi dia memberikan angin surga, “Tenang, nanti akan segera saya nikahi,” kata Gumilar.
Untuk melakukan itu Gumilar harus pandai-pandai melobi istrinya. Tapi ternyata sang istri tidak memberi izin, karena dia tak rela dimadukan cintanya.
Masih ada untungnya, meski WIL suaminya sudah hamil istri Gumilar tidak sampai melabrak Arie. Sebab dia punya pertimbangan, pada akhirnya skandal itu akan memalukan keluarga sendiri.
Enak di Gumilar, tentu saja empot-empotan buat Arie. Kenapa hanya dijanjikan melulu, tapi tak ada realisasinya. Namun ternyata, sampai perut mulai kontraksi tanda mau persalinan, Gumilar tak juga membawanya ke KUA.
Arie tidak tahu bahwa lobi-lobi Gumilar gagal di rumah. Walhasil, sampai bayi itu lahir oeeeek oeeeek……, dia belum juga dinikahi.
Malu punya anak tanpa ayah, Arie jadi nekad, bayi tak berdosa itu dicekik sampai mati dan dikuburkan di kebon singkong belakang rumah. “Merpati saja tak pernah ingkar janji,” gerutu Arie.
Ternyata ada tetangga yang memergoki, sehingga dilaporkan ke polisi. Arie ditangkap dan ditahan. Sedangkan Gumilar bebas dari tuntutan hukum, karena tak terlibat dalam rencana pembunuhan bayi tersebut. “Saya siap menikahi kok, tapi dia yang nggak sabar,” kata Gumilar.
Cuma siap melulu, PHP melulu, tapi tak kunjung dibawa ke penghulu. (*/Gunarso TS)