BOSAN bekerja? Lalu berdagang, boleh juga. Tapi jangan dagang narkoba, oke? Karena jika memilih jualan barang haram tersebut, ya nggak benar lah, karena tahulah bahwa itu bakalan bikin sengsara banyak orang.
Ini ada kisah dari seorang lelaki muda, sudah berumah tangga, punya dua orang anak yang manis-manis. Dia sebelumnya bekerja di beberapa kantor termasuk restoran. Tapi, nggak kerasan alias bosan karena gajinya nggak mencukupi hidup keluarganya. Maka dia pun banting setir, berdagang.
Juga dagang apa saja termasuk sayuran. Pun bosan karena cape nggak mencukupi juga.
Sekali lagi banting setir. Nggak tanggung-tanggung dia bergabung sama bandar narkoba, dan jadilan kurir. Penghasilan gede, katanya. Tapi nggak lama dia menikmati uang besar itu, karena sepak terjangnya tercium yang berwajib. Maka, apa boleh buat mendekamlah ia di tahanan polisi.
Ya, banyak orang mengambil jalan pintas untuk memperoleh hasil besar, tapi mereka nggak mikir panjang pendek, soal akibatnya. Bahwa perbuatannya itu sangat berbahaya bagi generasi penerus bangsa. Bayangkan juga bahwa orang yang sudah kecanduan narkoba bisa jadi gelap mata.
Semua harta benda habis dijual untuk membeli narkoba. Kalau sudah habis-habisan maka mereka pun rela bergabung jadi apa saja, demi dapat narkoba!
Malah ada yang mata gelap, ketika diamankan polisi malah si petugas dikeroyok sampai babak belur, seperti kejadian di Medan, beberapa waktu lalu. Ini kan nggak benar. Jadi, apa boleh buat kalau kemudian polisi marah dan memuntahkan timah panasnya untuk mengakhiri hidup si bandar narkoba.
Ayo bandar mana lagi yang mau melawan? (massoes)