TRANSPORTASI massal nyaman dan aman dengan tarif terjangkau, menjadi kebutuhan vital di kota megapolitan. Kota Jakarta dan kota-kota penyangga seperti Tangerang, Depok, Bekasi serta Bogor semakin membutuhkan angkutan massal modern yang terintegrasi dengan angkutan lainnya. Karenma setiap hari warga melakukan aktivitas lintas kota.
Kota Jakarta yang berpuluh tahun didera kemacetan, dituntut segera menyediakan transportasi masa depan. Sebagian sudah terwujud, antara lain Bus TransJakarta menggantikan bus reot, MRT (Massa Rapid Transit) atau Moda Raya Terpadu koridor Lebak Bulus-Bundaran HI telah terbukti menarik minat pengguna kendaraan pribadi beraih ke angkutan massal.
Selain juga Kereta Commuter Line (KCL) menggantikan kereta api rombeng yang atapnya dipadati penumpang. Satu lagi, Light Rail Transit (LRT) sejak Minggu (1/12/2019) sudah mulai beropersi, meski baru rute pendek Velodrome-Kelapa Gading. Tarif Rp5000 sesuai ketentuan Pergub Nomor 34 Tahun 2019 tentang Tarif Angkutan Perkeretaapian MRT dan LRT, diharapkan menarik minat pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan massal.
Perkembangan teknologi di segala aspek kehidupan, menuntut sebuah negara memiliki trasportasi modern, terutama di kota-kota padat seperti Jakarta. Indonesia sebetulnya termasuk tertinggal dalam mewujudkan LRT dan MRT. Sejumlah negara sudah mengoperasikan transportasi massal super cepat Hyperloop, kendaraan berbentuk kapsul dengan kecepatan 970 Km/jam, menyaingi kecepatan pesawat.
Terlepas kapan Indonesia mewujudkan Hyperloop, yang jelas transportasi massal bus TransJakarta dengan rata-rata 800.000 penumpang/hari, MRT dengan jumlah penumpang rata-rata 95. 000/hari, serta LRT yang ditargetkan mengangkut 14.000 penumpang/hari, sudah mengawali angkutan masa depan yang dibutuhkan warga.
Kemacetan di Jakarta memang sudah krodit, dan angkutan massal terintegrasi adalah solusi mengatasi kepadatan kendaraan di Ibukota. Bukan cuma kemacetan, polusi udara akibat asap jutaan kendaraan yang menyesaki Ibukota, juga menjadi masalah baru.
Transportasi massal yang cepat, aman dan nyaman serta ramah lingkungan serta terintegrasi dengan moda angkutan lainnya, sudah lama ditunggu. Pemilik kendaraan pribadi dipastikan akan pindah ke angkutan modern bila semua aspek yang dibutuhkan seperti frekwensi, cakupan layanan, dan layanan lainnya telah terpenuhi. Karena Jakarta bebas dari kemacetan dan bebas polusi adalah harapan bersama. **